Cerpen.
S U R T I
Kilat menyambar berpijar seakan membelah kaki cakrawala,hujan turun deras mengucur tercurah membasahi bumi menganak sungai menurun ke altar terendah menyatu dari berbagai penjuru.di sudut jalan raya emperan toko ibu muda itu tercenung menatap kosong ke titik titik air hujan yang jatuh di ujung kakinya seraya mendekap sibuyung dalam pelukannya.
Sedang diseberang sana di penghujung jalan disebuah beca tua ,seorang prya setengah baya duduk bertekuk lutut dalam becanya ,mengisap dalamdalam sebatang rokok disudut bibirnya yang legam.Kemudian secara perlahan bibir itu mengeluarkan asap dengan membentuk lingkaran demi lingkaran dan menghilang…….raut wajahnya seakan menggambarkan duka namun tan terucap kecuali desah nafas yang mendalam .sesekali dari bibirnya terucap
-dimana kau surti….dan anakku ?......
Tatapannya hanya tertuju pada tetesan tetesan hujan yang mengalir di lembar plastic lusuh tenda penangkis hujan di becanya.pertanyaan seperti itu ,entah untuk ke beribu kali diucapakannya namun tak pernah ditemukannya jawaban ………
Saat saat indah bersama surti melintas dibenaknya. Rasa rindu menyesakkan dada nya rindu untuk bertemu.namun tiada daya .surti hilang meninggalkan luka dan duka dihati danu.Masa berdua dulu bak adegan sinetron dilayar kaca bergantian adegan demi adegan berlalu tanpa bekas……
-ingat……danu.. mana janjimu ?,….mana hatimu…….mana cintamu……
Kau ….bohooooong….aku tersiksa ,aku terlantar ….danuuuuu….
Biar .biar aku pergi tak perlu cari aku ,,,,,,,danu.
Jerit surti diiringi raung tangisnya membelah kesunyian malam.danu membisu tak berkutik melihat surti histeris begitu.bisa saja bawaan kehamilan surti.benaknya berfikir.
Dia tak berdaya kini ,gemerlap pernikahan dan pesta adat tahun lalu bagaikan fatamorgana.Lembaran-lembaran nominal ratusan yang diperoleh berawal dari mimpi malam danu jadi kenyataan karena nomor sakti membawa surti dalam pelukannya.
Namun ,sayang seribu kali sayang……..danu dan surti terlelap nyenyak pada bulan madu berkepanjangan lembar ratusan demi lembar lembar puluhan sampai pada pecahan pecahannya terus mengalir dari rekening sampai pada kocek ludes tak berpesan
Terjadilah perang bisa saja seperti perang di Lybia ,piring terbang,baskom melayang ,gelas pecah.kaca rias pun retak berkeping-keping jatuh hancur di lantai keramik jingga.bak
Hati danu dan surti yang tidak menyatu lagi……….
Tidur yang lelap dimalam sepi itu adalah solusi perang antara dua insan .danu terlena dalam buaian mimpi.sedangkan surti masih terjaga kedua bola matanya takkunjung terkatup meskipun lolongan anjing dan nyanyian sumbang dari sijangkrik malam mengoyak malam sepi tak mampu jua menidurkannyan.dilirik nya sofa disudut kamar …..ada sosok kelabu kehitaman Melingkar dengan bulu mengkilap ditimpa sinar lampu tidur yang temaram tak bercahaya.dengan desah nafas memburu hendak menerkam mangsa.
Lolongan anjing di luar semakin mendekat ,surti merinding ,samar-samar dua bola mata tajam merah menatap surti membuatnya takut dan merinding,tetapi dengan pelahan dia bangkit .tangannya mencari sesuatu dibawah bantal dan jarinya menyentuh benda dingin ,ditarik dan di genggamnya erat kuat dan pasti .Dengan berjingkat melangkah ringan bak angin terdorong tenaga yang datangnya entah dari mana .Surti menghunjamkan benda tajam ditanganya kearah sosok kelabu tadi dengan sekuat tenaganya seiring lolongan anjing yang melengking riuh bersahutan.tiba-tiba sorot lampu tidur malam berubah jadi terang benderang bagai lampu panggung.Mata surti melotot hendak keluar mulutnya menganga lebar takmampu berteriak melihat danu bersimbah darah dari perutnya,gunting masih tergenggam ditangannya dengan meneteskan darah segar.
Seketika surti mendengar suara memanggil mangil namanya dari luar lalu berlari lewat pintu belakang…dan berlari,….berlari….terus berlari dikelamnya malam diiringi lolongan anjing semakin jauh dan senyap bersama surti ditelan malam yang membelam ……
Oleh .dame tobing.maret 15.2011.