" C E R M I N "
Masa-masa kerja bu
Tanti telah terlewatkan dalam hitungan puluhan tahun tanpa ia sadari.Rasanya ia
masih ingin kerja terus seiring dengan kondisi nya yang boleh dikata masih
fit.Namun kenyataan harus diterima,tugas tlah selesai.Baik sebagai pekerja pemerintah
maupun sebagai tanggung jawab pada anak sudah tuntas secara garis
bearnya.Bergai artikel dari internet maupun majalah ,tabloid dll.Bu Tanti
sering dibacanya,karena masa masa seperti ini sering jadi momok bagi kehidupan
lansia.Maka slalu diusahakannya mematuhi dan melaksanakan tips penulis.
Memang benar,namanya hidup dunia Bu Tanti sudah semakin luas
aktivitas kerja rutinitas sampingan yang tlah ditekuninya dulu cukup menyita
waktu.dan mendatangkan hasil lumayan.Namun,keluarga dan rumah tangga kelima
anak Bu Tanti seakan tak terpisahkan darinya meskipun semua sudah dapat berdiri
sendiri dan tak menolak permintaan semampunya, dan perasaan nya sangat peka
terhadap mereka semua.Mungkin inilah senjata pemungkas bagi
anakanaknya.Terkadang Bu Tanti merengut ,menyesal pada suaminya atas semua tindakan
yang telah ia lakukan.Tanggapan Pa Tanti,apa.....yah ,jawab seadanya
saja.sehingga menambah kekesalan Bu
Tanti.Keputusan dan solusi masalah toh di benaknya.Demikian selama puluhan
tahun ia perbuat,namun demikianPa Tanti jelas punya andil besar juga meskipun
pendiam selalu energik dan pendukung atas kerja Bu Tanti dan sikap ini selalu
dicontohkan pada keluarga anaknya.Yah.......namanya manusia tak semua dapat diterima dan terkadang sangat jauh dari
yang diharapkan,dan dapat menimbulkan masalah rumit hampir tak terpecahkan kecuali dengan waktu yang berlalu dan saling
nasehat menasehati sesama anggota
keluarga. Bu Tanti yang boleh dikata tak melupakan shalat lima waktu yang
mengharap ridho dan berkah Nya.Memang...tanpa Shalat,Doa dan Hadist dan Al
Qur’an bagi Bu Tani mustahil ia dapat semua seperti kehidupan seperti
kini.Keberhasilan sebagai jalan
untuk
Keberhasilan sebagai jalan untuk tetap lebih mendekatkan diri pada
Illahi Robbi.
Irama kehidupan ini Bu Tanti jalani seiring irama dentingan
detik jarum jam dikamarnya.Berlalu seirama
senandung lagu didepan
rumahnya.menjadi hiburan rutin tanpa diminta meskipun terkadang menimbulkan
suasana bising.Tetapi apa daya toh juga mereka cari duit.Sama dengan keluarga Bu
Tanti dengan usaha rumah makan dikota kecamatan,yang sudah pasti tidak sama di kota kabupaten
apalagi dikota propinsi.Namun berkat ketekunan dan keuletannya melihat suasana
dan inovasi kluner diberbagai tempat menjadikan masakan Bu Tanti tidak kalah dengan yang lain.Sebab diluar dugaannya
pelanggan nya banyak memuji dan kadang menjadi pelanggan rutin jelas sudah akan
mengisi kocek Bu Tanti.
Namun dalam hal ini aktivitas Bu
Tanti bukan nya selalu berjalan mulus,maslah dan kendala juga banyak muncul yang banyak menguras pikiran suami
istri bahkan pembantu setia Bu Tanti .Harus tetap berlapang dada menghadapi
krakter penduduk kampung,para sopir,dan
kernet terlebih para penumpang bus yang
datang dari berbagai penjuru menuju kampung
halaman.Yang terkadang mereka lupa
bukan dikota lagi tetapi sudah dipedalaman.Hal ini lah yg selalu
dijelaskan Bu Tanti sebagai manager merangkap counting dan coky di rumah makannya.
Pernah suatu senja menjelang malam Bu
Tanti kedatangan pelanggan prya setengah baya wajah nya beringas ,sorot mata
tajam seakan mencari sasaran, bentol
daging berbintik hitam di bawah matanya,menambah keseraman wajah nya.Sesaat
pandangan pelanggan lain tertuju
padanya.Debar jantung Bu Tanti seketika menggelegak.Melihat tangan
menggemgam pisau menuju salah seorang sopir bus yang sedang duduk
di depan Pa Tanti.Seketika jeritan dan
hantaman pukulan beradu satu sama lain ,tak pelak lagi kaca lemari jualan Bu
Tanti pecah ber keping-keping.Prya penggengam
pisau tadi jatuh tergeletak di celah meja
degan wajah memar dan berdarah.Bu Tanti duduk tekulai lemas di sudut
ruangan dengan muka pucat dan berurai air mata.Pa Tanti tercenung dibelakangnya
,sementara polisi datang dan membawa supir
dan yang lainnya kantor polsek untuk dimintai keterangan tak ketinggalan si biangkerok yang
tergeletak.
Bu Tanti dan
suaminya tak berdaya satu demi satu isi
ruangan dirapikan
Tinggal lemari
tak berkaca lagi tetangga saingan berat Bu Tanti bisik bisik sesama kawannya
kadang senyum diiringi tawa.Kata hiburan dari simpatisan tak menghalau
kesedihan hatinya bukan kerugian materi yang
dia pikirkan.Tetapi mengapa hal itu terjadi,mengapa........mengapa dan
mengapa .tanda tanya itu berjuta di benaknya bagai serpihan kaca lemari yang sedang disapunya dikumpul dan
dibuang kesampah,Demikian juga kiranya Engkau ya Allah menghalau kesusahan
ku.Amin ....amin...ya ALLAH........
OLEH.Dame
Tobing
Dua belas juni
duaribuduabelas.