Jumat, 13 Juli 2012

CERMIN


" C E R M I N "
  Masa-masa kerja bu Tanti telah terlewatkan dalam hitungan puluhan tahun tanpa ia sadari.Rasanya ia masih ingin kerja terus seiring dengan kondisi nya yang boleh dikata masih fit.Namun kenyataan harus diterima,tugas tlah selesai.Baik sebagai pekerja pemerintah maupun sebagai tanggung jawab pada anak sudah tuntas secara garis bearnya.Bergai artikel dari internet maupun majalah ,tabloid dll.Bu Tanti sering dibacanya,karena masa masa seperti ini sering jadi momok bagi kehidupan lansia.Maka slalu diusahakannya mematuhi dan melaksanakan tips penulis.
 
Memang benar,namanya hidup dunia Bu Tanti sudah semakin luas aktivitas kerja rutinitas sampingan yang tlah ditekuninya dulu cukup menyita waktu.dan mendatangkan hasil lumayan.Namun,keluarga dan rumah tangga kelima anak Bu Tanti seakan tak terpisahkan darinya meskipun semua sudah dapat berdiri sendiri dan tak menolak permintaan semampunya, dan perasaan nya sangat peka terhadap mereka semua.Mungkin inilah senjata pemungkas bagi anakanaknya.Terkadang Bu Tanti merengut ,menyesal pada suaminya atas semua tindakan yang telah ia lakukan.Tanggapan Pa Tanti,apa.....yah ,jawab seadanya saja.sehingga menambah kekesalan  Bu Tanti.Keputusan dan solusi masalah toh di benaknya.Demikian selama puluhan tahun ia perbuat,namun demikianPa Tanti jelas punya andil besar juga meskipun pendiam selalu energik dan pendukung atas kerja Bu Tanti dan sikap ini selalu dicontohkan pada keluarga anaknya.Yah.......namanya manusia tak semua  dapat diterima dan terkadang sangat jauh dari yang diharapkan,dan dapat menimbulkan masalah rumit hampir tak terpecahkan  kecuali dengan waktu yang berlalu dan saling nasehat menasehati  sesama anggota keluarga. Bu Tanti yang boleh dikata tak melupakan shalat lima waktu yang mengharap ridho dan berkah Nya.Memang...tanpa Shalat,Doa dan Hadist dan Al Qur’an bagi Bu Tani mustahil ia dapat semua seperti kehidupan seperti kini.Keberhasilan  sebagai jalan untuk   
        Keberhasilan sebagai jalan  untuk tetap lebih mendekatkan diri pada Illahi Robbi.
  Irama kehidupan  ini Bu Tanti jalani seiring irama dentingan detik jarum jam dikamarnya.Berlalu seirama  senandung lagu  didepan rumahnya.menjadi hiburan rutin tanpa diminta meskipun terkadang menimbulkan suasana  bising.Tetapi apa daya toh  juga mereka cari duit.Sama dengan keluarga Bu Tanti dengan usaha rumah makan dikota kecamatan,yang  sudah pasti tidak sama di kota kabupaten apalagi dikota propinsi.Namun berkat ketekunan dan keuletannya melihat suasana dan inovasi kluner diberbagai tempat menjadikan masakan Bu Tanti tidak  kalah dengan yang lain.Sebab diluar dugaannya pelanggan nya banyak memuji dan kadang menjadi pelanggan rutin jelas sudah akan mengisi kocek Bu Tanti.
          Namun dalam hal ini aktivitas Bu Tanti bukan nya selalu berjalan mulus,maslah dan kendala juga banyak  muncul yang banyak menguras pikiran suami istri bahkan pembantu setia Bu Tanti .Harus tetap berlapang dada menghadapi krakter  penduduk kampung,para sopir,dan kernet  terlebih para penumpang bus yang datang dari berbagai penjuru menuju kampung  halaman.Yang terkadang mereka lupa  bukan dikota lagi tetapi sudah dipedalaman.Hal ini lah yg selalu dijelaskan Bu Tanti sebagai manager merangkap counting dan coky  di rumah makannya.
        Pernah suatu senja menjelang malam Bu Tanti kedatangan pelanggan prya setengah baya wajah nya beringas ,sorot mata tajam seakan mencari  sasaran, bentol daging berbintik hitam di bawah matanya,menambah keseraman wajah nya.Sesaat pandangan  pelanggan lain tertuju padanya.Debar jantung Bu Tanti seketika menggelegak.Melihat tangan menggemgam  pisau  menuju salah seorang sopir bus yang sedang duduk di depan Pa Tanti.Seketika  jeritan dan hantaman pukulan beradu satu sama lain ,tak pelak lagi kaca lemari jualan Bu Tanti  pecah ber keping-keping.Prya penggengam pisau tadi jatuh tergeletak di celah meja  degan wajah memar dan berdarah.Bu Tanti duduk tekulai lemas di sudut ruangan dengan muka pucat dan berurai air mata.Pa Tanti tercenung dibelakangnya ,sementara polisi datang dan membawa    supir dan yang lainnya kantor polsek untuk dimintai keterangan  tak ketinggalan si biangkerok yang tergeletak.
                                  Bu Tanti dan suaminya tak berdaya  satu demi satu isi ruangan dirapikan
Tinggal lemari tak berkaca lagi tetangga saingan berat Bu Tanti bisik bisik sesama kawannya kadang senyum diiringi tawa.Kata hiburan dari simpatisan tak menghalau kesedihan hatinya bukan kerugian materi yang  dia pikirkan.Tetapi mengapa hal itu terjadi,mengapa........mengapa dan mengapa .tanda tanya itu berjuta di benaknya bagai serpihan kaca  lemari yang sedang disapunya dikumpul dan dibuang kesampah,Demikian juga kiranya Engkau ya Allah menghalau kesusahan ku.Amin ....amin...ya ALLAH........

OLEH.Dame Tobing
Dua belas juni duaribuduabelas.

Kamis, 14 Juni 2012

                 
                                                            ***  P E R E M P U A N  *** 

 Perempuan...............
 kau dicari.
 kau didamba
 kau dirangkai indah dengan benang cinta
 kau labuhan bersinggah
 kau taman taburan benih
 untuk insan dunia...............

 Perempuan...............
 kau menapak harimu
 dengan tembang - tembang sendu
 dari belahan dada mu mengalir kasih dan cinta
 balasan  tiada dikau harap
 namun seteguk kasih kau dambakan,penyejuk letih mu

 terkadang tiada.....dan kelabu mengharu biru
 dan sirna ditelan malam yang kelam......

 jenuh merasuk retak-retak hatimu
 titik-titik darah merah  menetes dari lukamu
 gelap kelam membelam menyatu kusut
 merasuk detak jantung yang terkoyak
melangkah jua...............????
ya...kan kau susuri.....
meski langkah tertatih
menyongsong mentari pagi yang belum sirna.....

Perempuan.......
tegarlah dikau...
dendangkan tembang hidup mu
meski sumbang....
karena,.......kau tetap DINANTI...........

oleh.dame tobing.
        29 Jan 1991

Senin, 16 April 2012

OLD VIOLIN

Bulan desember di akhir tahun, kembali menjelang diusia senja,hari-hari kulalui dengan kidung sendu ku ....dibukit hijau di penghujung silindung...kidung  kudendang selalu kala mentari pagi  bersinar ...menabur embun sejuk bagi kecambah bertabur menanti  kan mekar.hingga tiba saat merona indah di siang hari.....bagai camar-camar putih terbang mengepak sayap di birunya langit......tertinggal kecapi tua.....yang telah mendendangkan denting dawai biru...dendang yang terselip selalu di sanubari camar putih,yang dulu dielusnya.yang dulu diendusnya’bagai permata biru kesayangan......tapi kini  kecapi tua terlupakan karena musim,karena cinta,karena  mata....karena kursi......  
Oleh.dame tobing

ASPAL HITAM
Si kuda besi melaju kencang
Diatas siular hitam panjang membentang
Tangan tangan kekar hitam legam  mencekam kemudi
Seakan penyimpan nyawa  penumpang
Mata liar jalang beradu menantang  penghalang
Kadang  liar menerkam  penghadang
Jantung seakan melayang ,roda melejit melengking
Asma ALLAH mengumandang bergaung dari  lidah  kelu
Pertanda  mentari masih terang benderang
Meski  si ular hitam panjang membentang  diam,
Namun..........
Menyimpan  misteri  dengan  pasangan  yang tak lekang......
Selalu jalan bersama
Meski  penuh tanya dan tak terjawab namun harus.......
Menyongsong dan menanti mentari esok  pasti di jelang........
       Oleh .dame tobing.april 10 ’12.