RIAK-RIAK LAUTAN HATI
Kembali lagi jari jemari ku menari diatas tust alat canggih yang membawaku ke dunia maya yang dapat mengurai indah dengan aksara-aksara yang menyatu adalah ungkapan dari samudra hati yang membentang luas dengan riak ombak dan kadang badai yang menyimpan misteri yang tidak terbaca namun adalah kenyataan.
Sebenarnya aku tak mampu dan hampir tak kuasa menarkan jari jemariku ini,apalagi karena mataku yang terasa pedih dan sembab,kepalaku nyeri berdenyut ,ingin kubaur segala kegundahan itu dalam tidurku....tapi tak mampu jua.Mataku terkatup rapat,pikiranku nanar jauh menerawang melayang entah kemana.Kucoba memutar memori yang tersimpan bagai gambar vidio dilayar monitor,beraneka ragam masalah terlihat jelas.kuanalisa,kuevaluasi dan kucoba instrospeksi diri namun semuanya bak lingkaran setan tiada putus.Segalanya kutanyadan segalanya kujawab dan akhirnya berpulang padaku.
Kata -kata orang tua mulai menjadi kenyataan yang semula kuanggap hanya isapan jempol belaka atau tradisi petuah pada anak muda.Namun kini sudah kenyataan.
Istanaku yang dulu riuh dengan gelak tangis bayi dan balitaku yang memukau dan sang arjuna ku bak payung peneduh mentari dikala siang ,bak selimut penangkis dingin dikala malam,bak tameng penangkis hujan dikala badai.Kebahagian yang bermakna semu
namun dapat dicerna kalbuku.Kedamaian kami reguk bersama.
Namun kini istanaku hampir sepi dari semua itu saat aku menapak usia yang berkepala empat ini...........dua permata hatiku telah berangkat dewasa
dan aku mulai tertinggal dari mereka,namun bukan berarti lepas bebas.kewajibanku sebagai ibu semakin tercambuk dan selalu berpacu dengan waktu demi lembar-lembar berharga itu yang tiada kala pentingnya dari
belaian kasihku dan perhatianku yang serba prima untuk mereka semua ,sampai kepada sang "ARJUNA KU"
yang telah menjadi hukum alam.,sebagai raja dalam kehidupan seorang isteri.
Diam-diam dilubuk hatiku aku bangga .....tetapi jika saat-saat seperti ini tiba riak-riak ombak datang menerpa menghempas di karang karang cadas pantai ku.Rasa kecewa,rasa diabaikan,ras disepelekan
Kebanggaaan tadi kan sirna secepat kilat dan tak berbekas dan berbalik seratus delapan puluh derajat jadi benci.Aku beranggap hanya pekerja yang tiada arti .
Maka hati ini hancur berkeping-keping,nafasku terasa sesak detak jantungku meletup-letup,kepalaku rasa bergoyang ringan aku hampir sempoyongan hatiku bak gunung berapi
menanti akan memuntahkan lahar dan material kemarahan yang tiada terkendali lagi,muncrat meledak tiada batas melanda apa saja yang menghambat akan terbawa habis.........namun pelahan mereda jua, bagai pijar lampu meredup kehabisan minyak.......Air matakupun bergulir satu demi satu membasahi wajah senduku.
Semua kisah berpeta dipelupuk mata.hati memjerit meronta ingin lepas bebas dari duka yang menghimpit namun kutak kuasa.Segalanya rasa pengap dan hampa, aku seakan menyatu dengan bumi;.........
Semua mereka semakin tiada jauh dariku,tak luput sang Arjuna semakin asyik dengankesendiriannya,kebisuannya dan ketertutupannya.dan aku semakin terpuruk sia sia yang seperempat abad yang mempelajari jiwanya dan mengikutinya .Rasa jenuh yang menyusup kalbu ku hampir tiada mampu
lagi berbuat seperti dulu lagi.Usiaku sudah menapak senja keputus asaan mudah menyelinap dijantung ku
rasa apatis terkadang mencekam sukma ku..........karena bagiku inilah jalan pintas yang terbaik demi terhindar dari stres dan stroke yang menyakitkan.....
Kini biarlah .......kalau aku harus jalan sendiri aku pasrah,aku rela.
Akan kucoba menapak dan menyelusuri jalan bebatuan itu.,akan kucoba menapak hari ku yang masih terbentang panjang meskipun penuh onak dan duri .Karena aku masih memiliki telaga harapan dan impian bagi camar-camar kecilku................
by.d.ria tobing
silindung 27 desember'92
l
Tidak ada komentar:
Posting Komentar